Sabtu, 01 Oktober 2011

Social Media


Social media merupakan media "baru" yang digunakan untuk bersosialisasi, terutama menggunakan internet, sehingga proses sosialisasi dapat menjadi lebih mudah dan lebih luas, seluas internet itu sendiri (tanpa terhalang batas geografis), selama pengguna terkoneksi dengan internet. Seiring dengan murahnya harga internet dan komputer, maka pengguna internet pun semakin besar, sehingga jumlah pengguna social media juga meningkat. Selain itu, kenaikan penggunaan social media secara drastis juga didukung oleh internet mobile broadband yang disediakan oleh berbagai operator telekomunikasi dan kemajuan teknologi mobile phone/handphone, sehingga jika seseorang ingin berinteraksi via social media, dia cukup menggunakan handphone yang kecil dan cukup diletakkan di kantong, tanpa perlu membawa komputer.
Media sosial berkembang dengan sangat pesat, mulai dari yang sifatnya komunikasi (blog, social networking, forum), multimedia (photo, audio video sharing), kolaborasi (wiki, social bookmarking), review, hingga hiburan (game online), semuanya berkembang dengan sangat pesat. Twitter, Facebook, Koprol, Plurk, Digg, menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari – hari di jagad maya.
Media sosial ibarat virus yang menyebar dengan cepat, media sosial juga sudah menginfeksi brand – brand yang dulunya belum berminat untuk memaksimalkan media sosial. Semakin banyak saja brand yang terjun ke media sosial, mengingat pentingnya media sosial ini sebagai marketing tool. Bayangkan saja, sekarang banyak brand yang melakukan promosi & pemasaran via Facebook, Twitter, dll.
Hal ini disebabkan meledaknya pengguna media sosial, dan perusahaan tidak mau menyia-nyiakan peluang ini untuk menggaet target pasar. Bahkan banyak juga brand yang membentuk departemen tersendiri untuk memaksimalkan media sosial ini.
Melalui media sosial ini juga dapat dibangun relationship antara brand dan pelanggan & target pasar. Brand-brand semakin menyadari bahwa mereka dapat melakukan interaksi aktif dengan pelanggan melalui media sosial. Brand bisa mengobservasi apa saja yang menjadi keinginan dan kebutuhan pasar, untuk kemudian menjawabnya dengan produk/layanan yang sesuai. Bayangkan berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan oleh brand tersebut jika mereka harus melakukan riset tanpa bantuan media sosial.
Fase selanjutnya adalah membangun komunikasi dengan komunitas yang sudah terbentuk tadi, intinya adalah bagaimana mengelola komunitas tadi, tidak ada gunanya memiliki komunitas di media sosial jika tidak bisa mengelola mereka. Solid tidak nya komunitas brand tadi akan menjadi tolak ukur pendapatan brand di internet business.
Dalam penggunaan media sosial ini bukan hanya hal positif saja yang didapatkan namun juga banyak hal negatif yang diterima seperti kasus Prita Mulyasari dengan salah satu RS karena kecerobohannya mengenai ketidaknyaman fasilitas RS dipublish di salah satu media surat elektronik. Juga yang terbaru adalah kasus seorang siswa sebuah sekolah yang memukuli wartawan dan men-sharenya di salah satu jejaring pertemanan seperti twitter yang membuat dirinya dan teman-temannya diangkut ke kantor polisi.
Dengan banyaknya kecerobohan-kecerobohan itu adalah salah satu dampak dari penggunaan media sosial yang mendapat tanggapan negatif. Namun tidak semua penggunaan media sosial itu negatif karena masih banyak sekali kasus-kasus positif yang di dapat dari hal semacam ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar