Dan Hujan Pun berhenti..
Saat membaca judulnya saya bertanya, “apa sih yang kita selalu harapkan setelah hujan berhenti ? sebuah pelangi bukan??” . So, lets find it out, shall we??
Pertama saya menemukan novel ini gara-gara temen saya yang menawarkan kepada saya untuk membacanya.
Buku ini bercerita tentang Solitude, death, love and friendship. Awal ceritanya mungkin kita akan merasa rumit tapi setelah kita bisa mendalami karakter tokoh di cerita itu saya yakin kalian bisa mengerti, dan ingen segera mengetahui ending cerita dari sisi gelap tokoh.
Tokoh sentral dari buku ini adalah Leo (Leostrada Andhika Servorova Ekihara Miyazao) seorang anak SMA di Bandung. Tetapi kehidupan Leo tidak seperti layaknya anak–anak SMA pada umumnya. Leo kabur dari rumahnya dan memilih untuk tinggal di apartemennya sendirian, karena kedua orang tuanya yang sama-sama selingkuh menganggap Leo tak lebih dari seonggok sampah akibat sifatnya yang rebellious. Seakan belum cukup, hidup Leo semakin tak berarah ketika teman terbaiknya, Iris, meninggal dunia. Miserable. Hingga akhirnya Leo berpendapat bahwa hidupnya begitu meaningless.
Cerita dimulai setahun setelah kematian Iris, dimana Leo yang paling membenci orang munafik tanpa disadarinya sendiri telah menjadi orang yang paling ia benci, akibat dia tidak lagi percaya kepada siapa-siapa pun, termasuk teman-teman terdekatnya, hingga suatu saat dia bertemu Spiza dan hidup Leo tak pernah sama lagi. What makes her different?? The book can tell you by it self :p.
Penjabaran karakter utama dijelaskan dengan cukup detail, sehingga kita tanpa sadar akan memaklumi setiap tindakan yang diambilnya. Tetapi yang paling menarik adalah penggambaran dari hubungan antar tokoh-tokoh yang terlibat, dimana kita akan melihatnya cukup rumit, sangat langka dalam dunia nyata tetapi logis. Penulis mampu memberikan sesuatu yang “berbeda” dalam hubungan antar manusia, baik itu cinta, persahabatan, maupun kasih sayang keluarga. Totally different one…
Finally, setelah selesai membaca, buku ini mampu “menghibur” kita dengan ke”gelap”an dan ending-nya yang gak mudah ditebak. Bagi saya terutama, buku ini cukup berhasil mengajarkan saya bahwa “everybody deserve second chance”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar