Hari ini Ata resmi menjadi murid SMA Airlangga, bu Sam tampak tersenyum senang mendengar kepindahan Ata ke SMA ini karena menurutnya kehadiran Ata di sekolah ini akan mengubah sedikit atmosfer buruk yang disebabkan oleh Ari. Ata keluar dari ruang kepala sekolah diantar oleh bu Sam.
“Terima kasih, bu,” ucap Ata sambil tersenyum.
Bu Sam tersenyum lembut pada Ata, senyum yang mungkin tidak akan pernah beliau keluarkan bila berhadapan dengan Ari.
Ata pergi meninggalkan ruang kepala sekolah dengan membawa kantong besar berisi baju seragam dan identitas lainnya yang menunjukan bahwa dia resmi menjadi murid SMA Airlangga dan dia akan mengenakan seragam itu mulai besok. Dengan gaya khasnya yang kasual dan sederhana Ata berjalan menyusuri koridor SMA Airlangga.
“
Hallo my brother!!” teriak Ari sambil merangkul saudara kembarnya itu.
Ata menghentikan langkahnya bingung, Ari pun bingung dengan berhentinya langkah Ata yang tiba-tiba. Ata menurunkan tangan Ari yang asik bergelanyut di pundaknya.
“Lo bolos yah ?” Tanya Ata dengan tatapan tajam mengarah ke mata Ari, “Sekarang kan masih jam belajar,” dengan memperjelas pertannyaannya tatapan Ata makin tajam.
“Santai,
my brother. Guru yang seharusnya ngajar di kelas gue hari ini itu mendadak sakit perut, mungkin dia lagi berdiam diri di toilet seharian,” jawab Ari santai, sambil merangkul Ata lagi dan menggiringnya berjalan.
“Jangan bilang lo yang buat tuh guru bolak-balik ke toilet ?” Tanya Ata menyelidik, karena dia mulai mengetahui tingkah adiknya yang lahir sepuluh menit lebih lambat darinya itu.