Senin, 23 Mei 2011

Kamu Sekuat Aku

Ini judul dari sebuah buku yang ditulis oleh Ashni Sastrosubroto. Buku yang bercerita tentang perjuangannya melawan kanker darah (leukimia). Yang menarik di sini, perjuangannya tidak sekedar berjuang melawan penyakit. Tapi yang terpenting adalah perjuangannya dalam hidup. Perjuangannya melawan penyakitnya menghantar kita pada perjuangan-perjuangan lainnya dalam kehidupan. Di mana saat ia sakit, pacarnya berselingkuh, yah dia harus berjuang menerima keadaan itu, selain itu ia juga harus berjuang melawan dirinya sendiri, dirinya yang terkadang merasa putus asa akan keadaannya, dirinya yang merasa hanya membebani orang tua dan keluarganya.

Kamis, 19 Mei 2011

Penderitaan Indonesia Atas Penjajahan

Pada masa VOC berkuasa dan menghujamkan penjajahan di nusantara. Masa-masa sulit bangsa dan rakyat Indonesia adalah pada masa tanam paksa. Hal ini terjadi saat kekuasaan VOC ditangan 3 orang komisaris Jenderal yaitu Elout, Vander Capellen dan seorang Pendeta yang bernama Buyskes.

Keuangan Belanda merosot karena selain kerugian VOC yang harus dibayar juga karena biaya yang amat besar untuk menghdapi perang Diponegoro dan perang Paderi. Di Eropa, Belgia memisahkan diri pada tahun 1830 padahal daerah industri banyak di wilayah Belgia.

Untuk mengatasi kesulitan ekonomi tersebut maka diberangkatkanlah Johannes Van den Bosch sebagai Gubernur Jendral Hindia Belanda dengan tugas meningkatkan penerimaan negara untuk mengatasi masalah keuangan Pemerintah Hindia Belanda.

Bagaimana cara Van den Bosch meningkatkan penerimaan negara? Van den Bosch memberlakukan sistem tanam yang kemudian menjadi tanam paksa.

Peraturan tanam paksa yang dikeluarkan Van den Bosch mewajibkan rakyat membayar pajak dalam bentuk hasil pertanian (inatura) khususnya kopi, tebu dan nila. Dengan demikian akan diperoleh barang eksport yang banyak untuk dikirim ke Belanda dan dijual ke Eropa serta Amerika

Pandangan Hidup

Keragaman budaya bangsa Indonesia diungkapkan dengan kalimat Bhinneka Tunggal Ika yang mengandung arti, meskipun bangsa Indonesia itu terdiri dari berbagai suku bangsa, budaya dan bahasa, tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia itu satu sebagai bangsa.

Secara konsepsional, keragaman budaya itu merupakan aset bangsa, oleh karena itu perbedaan tidak harus dipersoalkan, sepanjang perbedaan itu dalam kerangka persatuan. Pancasila sering disebut sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Artinya nilai-nilai dari sila-sila Pancasila memang digali dari khazanah kebudayaan bangsa. Dari itu maka setiap pandangan hidup warga bangsa dijamin eksistensinya. Setiap warga negara dijamin oleh Undang-Undang untuk menjalankan agamanya sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya. Dalam perjalanan bangsa, pandangan Komunismepun pernah diakomodir dalam poros Nasakom. Hanya karena kesalahan PKI yang menggunakan kekerasan dalam peristiwa G.30.S lah yang menyebabkan faham komunis terlarang secara konstitusional di Indonesia.

Data sejarah bangsa menunjukkan bahwa aspirasi Islam sebagai way of life tak pernah berhenti terlibat dalam pergumulan ideologis, termasuk dalam proses perumusan UUD 45, dan kesemuanya berjalan sangat wajar karena mayoritas penduduk Indonesia menganut agama Islam. Oleh karena itu tak bisa dipungkiri bahwa di dalam Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sebenarnya terkandung butir-butir pandangan hidup Islam.

Pandangan Hukum Di Indonesia

Hukum di Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum hukum Eropa, hukum Agama dan hukum Adat. Sebagian besar sistem yang dianut, baik perdata maupun pidana, berbasis pada hukum Eropa kontinental, khususnya dari Belanda karena aspek sejarah masa lalu Indonesia yang merupakan wilayah jajahan dengan sebutan Hindia Belanda (Nederlandsch-Indie). Hukum Agama, karena sebagian besar masyarakat Indonesia menganut Islam, maka dominasi hukum atau Syari'at Islam lebih banyak terutama di bidang perkawinan, kekeluargaan dan warisan. Selain itu, di Indonesia juga berlaku sistem hukum Adat yang diserap dalam perundang-undangan atau yurisprudensi, yang merupakan penerusan dari aturan-aturan setempat dari masyarakat dan budaya-budaya yang ada di wilayah Nusantara.

Harapan

Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mari dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa peasn-pesan kebapa ahli warisnya. harapan tersebut tergantung pada tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan, misalnya Rafiq mengharapan nilai a ujian yang akan datang, tetapi tidak ada usaha, tidak pernah hadir kuliah. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi.


Penyebab Manusia Mempunyai Harapan

Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap Lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Doronngan Kodrat Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya. Kodrat juga terdapat pada binatang, walau bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawa dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia lain. Dengan Kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan. Dorongan kebutuhan hidup Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam keebutuhan hidup. Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Dengan adanya dorongan kodrat atau dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Kelangsungan hidup (survival) untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan sandang pangan dan papan. setiap bayi begitu lahir di bumi menangis, ia telah mengharapkan diberi makan/minum. Sandang, semula hanya berupa perlindungan/keamanan, untuk melindungi dirinya dari cuaca. Papan yang dimaksud adalah tempat tinggal atau rumah. Untuk mencukupi kebutuhan pangan, sandang dan papan itu, maka manusia sejak kecil telah mulai belajar. Keamanan seriap orang membutuhkan keamanan. Bila seorang telah menginjak dewasa, sehingga sudah saatnya Hak dan Kewajiban mencuntai dan dicintai Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Bila seorang telah menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah saatnya mempunyai harapan untuk dicintai dan mencintai. Status Setiap manusia membutuhkan status.

Tanggung Jawab

Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatu, sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
Tanggung jawab bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksa tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawabitu dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi yang berbuat dan dari sisi yang kepentingan pihak lain. Dari sisi si pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu dengan demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik. Dari sisi pihak lain apabila si pembuat tidak mau bertanggung jawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara kemasyarakat.
Apabila dikaji, tanggung jawab itu adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi, sebagai akibat perbuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian, pengorbanan pada pihak lain. Kewajiban beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri atau pihak lain.

Kegelisahan dalam Hidup

Seringkah anda dihampiri pertanyaan-pertanyaan seperti ‘untuk apa semua ini? Apakah makna hidup saya? Kenapa hidup saya terasa datar saja, berputar-putar dari hari ke hari? Hanya pergantian episode senang dan sedih? Mengapa saya seperti dikuasai oleh kehidupan saya?’ pun mulai muncul di hati anda.

Sebenarnya, Allah setiap saat ‘memanggil-manggil’ kita untuk kembali kepada-Nya. Dengan cara apa saja. Dia, dengan kasih sayang-Nya, terkadang membuat suasana kehidupan seorang anak manusia sedemikian rupa sehingga kalbunya dibuat-Nya ‘menoleh’ kepada Allah. Hanya saja, teramat sedikit orang yang mendengarkan, atau berusaha mendengarkan, panggilan-Nya ini.

Allah terkadang membuat kita terus menerus gelisah, atau terus menerus mempertanyakan ‘Siapa diri saya ini sebenarnya? Apa tujuan saya? Apa makna kehidupan saya?,’ dan sebagainya. Bukankah kegalauan semacam ini adalah sebuah seruan, panggilan supaya kita mencari kesejatian? Mencari kebenaran? Mencari ‘Al-Haqq’? Allah, percayalah, akan selalu menurunkan pancingan-pancingan pada manusia untuk mencari-Nya.

Dalam hal ini, Allah amatlah pengasih. Apakah seseorang percaya kepada-Nya atau tidak, beragama atau tidak, Dia tidak pandang bulu. Apakah seseorang membaca kitab-Nya atau tidak, percaya pada para utusan-Nya ataupun tidak, semua orang pernah dipanggil-Nya dengan cara seperti ini. Setiap orang pasti dipanggil-Nya seperti ini untuk mencari kesejatian, untuk mencari hakikat kehidupan.

Bentuk ‘pancingan’ semacam ini pula yang dialami oleh para pencari, maupun para Nabi. Nabi Ibrahim yang gelisah dan mencari tempat mengabdi (ilah), yang diabadikan dalam QS 6:74-79. Juga kita lihat Nabi Musa, misalnya. Setelah hanyut di sungai nil, dia dibesarkan oleh salah seorang maha raja yang terbesar sepanjang sejarah, Sethi I. Hidup dalam kemewahan, kecukupan, hanya bersenang-senang. Tapi dia selalu ‘galau’ ketika melihat di sekelilingnya, bangsa Bani Israil, yang ketika itu menjadi warga mesir kelas rendahan, sebagai budak. Dia yang hidup dengan ayah tirinya Sethi I, tentunya setiap hari melihat sisi kemanusiaan ayahnya, normal saja. Dia mungkin hanya sedikit heran mengapa masyarakat mesir mau menyembah ayah tirinya itu.

Senin, 09 Mei 2011

Dan Hujan Pun Berhenti

Dan Hujan Pun berhenti..

Saat membaca judulnya saya bertanya, “apa sih yang kita selalu harapkan setelah hujan berhenti ? sebuah pelangi bukan??” . So, lets find it out, shall we??

Pertama saya menemukan novel ini gara-gara temen saya yang menawarkan kepada saya untuk membacanya.

Buku ini bercerita tentang Solitude, death, love and friendship. Awal ceritanya mungkin kita akan merasa rumit tapi setelah kita bisa mendalami karakter tokoh di cerita itu saya yakin kalian bisa mengerti, dan ingen segera mengetahui ending cerita dari sisi gelap tokoh.

Tokoh sentral dari buku ini adalah Leo (Leostrada Andhika Servorova Ekihara Miyazao) seorang anak SMA di Bandung. Tetapi kehidupan Leo tidak seperti layaknya anak–anak SMA pada umumnya. Leo kabur dari rumahnya dan memilih untuk tinggal di apartemennya sendirian, karena kedua orang tuanya yang sama-sama selingkuh menganggap Leo tak lebih dari seonggok sampah akibat sifatnya yang  rebellious. Seakan belum cukup, hidup Leo semakin tak berarah ketika teman terbaiknya, Iris, meninggal dunia. Miserable. Hingga akhirnya Leo berpendapat bahwa hidupnya begitu meaningless.

Cerita dimulai setahun setelah kematian Iris, dimana Leo yang paling membenci orang munafik tanpa disadarinya sendiri telah menjadi orang yang paling ia benci, akibat dia tidak lagi percaya kepada siapa-siapa pun, termasuk teman-teman terdekatnya, hingga suatu saat dia bertemu Spiza dan hidup Leo tak pernah sama lagi. What makes her different?? The book can tell you by it self :p.

Penjabaran karakter utama dijelaskan dengan cukup detail, sehingga kita tanpa sadar akan memaklumi setiap tindakan yang diambilnya. Tetapi yang paling menarik adalah penggambaran dari hubungan antar tokoh-tokoh yang terlibat, dimana kita akan melihatnya cukup rumit, sangat langka dalam dunia nyata tetapi logis. Penulis mampu memberikan sesuatu yang “berbeda” dalam hubungan antar manusia, baik itu cinta, persahabatan, maupun kasih sayang keluarga. Totally different one

Finally, setelah selesai membaca, buku ini mampu “menghibur”  kita dengan ke”gelap”an dan ending-nya yang gak mudah ditebak. Bagi saya terutama, buku ini cukup berhasil mengajarkan saya bahwa “everybody deserve second chance”.

Minggu, 08 Mei 2011

HAPPY MOTHER DAY!!

██┘██┘┘┘┘█┘┘┘┘█████┘█████┘██┘┘██
██┘██┘┘┘███┘┘┘██┘██┘██┘██┘┘████┘
█████┘┘█████┘┘█████┘█████┘┘┘██┘┘
██┘██┘┘██┘██┘┘██┘┘┘┘██┘┘┘┘┘┘██┘┘
██┘██┘██┘┘┘██┘██┘┘┘┘██┘┘┘┘┘┘██┘┘

███┘┘███┘┘█████┘┘██████┘██┘██┘█████┘██████┘┘█████
████████┘██┘┘┘██┘┘┘██┘┘┘██┘██┘██┘┘┘┘██┘┘██┘██┘┘┘┘
████████┘██┘┘┘██┘┘┘██┘┘┘█████┘████┘┘██████┘██████
██┘██┘██┘██┘┘┘██┘┘┘██┘┘┘██┘██┘██┘┘┘┘██┘██┘┘┘┘┘┘██
██┘┘┘┘██┘┘█████┘┘┘┘██┘┘┘██┘██┘█████┘██┘███┘█████┘

█████┘┘┘┘┘█┘┘┘┘██┘┘██
██┘┘██┘┘┘███┘┘┘┘████┘
██┘┘██┘┘█████┘┘┘┘██┘┘
██┘┘██┘┘██┘██┘┘┘┘██┘┘
█████┘┘██┘┘┘██┘┘┘██┘┘